jobfair with love
Aku terburu-buru membereskan
berkas yang ingin ku masukkan ke dalam tote bag. Jam menunjukkan pukul 08.05
wib. Hari ini aku akan mengikuti jobfair di istora senayan, Jakarta pusat.
Kemarin aku sudah membeli tiket masuknya di toko buku gramedia di daerah
tegalan. Jobfair adalah perekrutan calon karyawan baru untuk perusahaan yang
dilakukan secara besar-besaran dan terbuka. Ada beberapa perusahaan yang
bergabung ke dalamnya. Persyaratanya mudah, cukup membawa flashdisk yang berisi
cv kita dan akan kita serahkan kepada
human resource department ( HRD ) perusahaan yang kita tuju.
Setelah menambahkan lip
gloss ke bibirku, aku bergegas meninggalkan rumah kos ku. Aku menaiki busway untuk
sampai kesana. Kalau dari pulogadung, tempat tinggal kos ku , untuk ke istora
senayan harus transit satu kali , yakni dari halte harmoni, lalu menuju koridor
blok M. Dari halte pulogadung sampai harmoni, penumpang tidak terlalu banyak.
Tapi saat aku transit untuk arah blok M, kepadatan penumpang sudah mulai terjadi.
Di antrean, ku lihat beberapa pria dan wanita mengenakan pakaian yang senada
denganku. Ada yang memakai rok hitam lengkap dengan wedges dan make up nya, ada
juga yang memakai kemeja dipadukan dengan celana bahan hitam.
Aku tidak mendapatkan kursi
duduk. Terpaksa aku berdiri selama ±25 menit untuk sampai di halte gelora bung
karno-halte untuk menuju istora
senayan. Sepanjang perjalanan, aku memperhatikan penumpang yang berpakaian sama
denganku. Ada rasa minder. Pasti mereka lulusan S1 dari universitas ternama.
Sedangkan aku, aku mahasiswa semester lima jurusan sastra inggris di
universitas swasta di Jakarta. Lulus pun belum. Ah, aku harus semangat bahwa
rejeki tidak akan tertukar. Tuhan pasti sudah memberikan porsi untuk
masing-masing umatnya.
***
Aku sampai di istora
senayan. Tenyata, stand yang dibuat perusahaan masing-masing tidak terlalu
ramai. Aku berjalan perlahan sambil lirak-lirik. Bingung ingin memilih yang
mana. Bingung dengan kemana cv ku akan ku tunjukkan, terlebih aku hanya
menyelipkan ijazah D3 ku yang lebih dulu keluar. Aku berhenti sejenak.
Menerawang ke atas.
“ ko malah diem? Bingung ya,
mau pilih yang mana? “ tiba-tiba ada suara yang sangat aku tau. Ya, suara itu
adalah suara pria. Aku pun menoleh ke belakang.
“ eh, hehe iya “ balasku
“ daftar aja lagi, mumpung
sepi pelamarnya. Berpeluang besar buat diterima. Lo bawa flashdisk nya kan? “
Tanya pria yang sok akrab ini. Kelihatannya pria ini baru lulus kuliah.
Terlihat dari postur tubuhnya yang lebih besar dariku.
“ bawa ko. Hem, tapi agak
minder dikit nih “
“ minder kenapa? “ engga
usah minder lagi. Kan masing-masing perusahaan udah ada criteria dan
persyaratannya”
“ ya masalahnya gue Cuma
pake ijazah D3 . udah gitu, jurusan gue sastra inggris. Sedangkan perusahaan
yang gue tuju, membutuhkan lulusan S1 akuntansi “ nadaku mulai sewot
“ haha.. ya cari aja yang
sedikit lebih sesuai sama lo. Barusan gue liat, ada tuh, bank yang membutuhkan
receptionist yang aktif dalam berbahasa inggris lisan maupun tulisan. Apalagi
lo sastra, right? “
“ serius? Lulusannya? “
wajahku mulai cerah. Semangatku mulai menyala ditengah matahari yang sudah
mulai terik ini.
“ kayaknya minimal D3 deh.
Coba aja. Kali aja rejeki. Itu tuh, stand nya samping stand bank itu “ . pria
itu menunjukkan tempatnya dari kejauhan. Aku mengikuti arah jari telunjuk nya,
dan menganggukkan kepala.
“ okedeh,makasih ya “
“ yoi, sama-sama. Semoga
sukses ya “
Aku pun meninggalkan pria
itu. Menuju stand yang dia maksud. Kali ini aku lebih percaya diri karna
kriteria nya masuk di background
pendidikanku. Aku mulai menunjukkan cv yang aku buat. Menjawab semua pertanyaan
yang diajukan oleh HRD tersebut.
“ oke. Interview hari ini
cukup. Proses diterima/tidaknya akan saya hubungi lagi via telfon ya mba
balqis. Terimakasih atas minatnya untuk bergabung dengan kami “. HRD tersebut
menjulurkan tangannya. Aku pun membalasnya.
“ sama-sama. Permisi pak “.
Aku keluar dari stand. Menarik nafas perlahan dan membuangnya ke udara.
Sungguh, pengalaman yang menakjubkan.
Aku membeli ice tea.
Ternyata, aku menemukan pria yang tadi. Pria yang belum ku ketahui nama nya.
Pria yang belum sempat aku ucapkan terimakasih karna kebaikannya memberikan
informasi. Pria itu sedang duduk sambil menikmati ice coffee miliknya.
“ hey, lo “. Panggilku. Dia
pun menoleh
“ eh, elo. Akhirnya ketemu
juga. Gimana? Udah selesai? “
“ maksudnya? “ aku bingung
“ iya, dari tadi gue
nungguin lo disini. Mau ngajak pulang bareng. Lo arah mana pulangnya? “ dia
berjalan mendekatiku.
“ apa? Nungguin gue? Ya
ampun… engga perlu kali. Lagian kan kita baru kenal “
“ terus kenapa kalo baru
kenal? Engga boleh kenalan, gitu? “
“ ya engga gitu juga. Hem,
maksudnya itu……… “ . belum sempat aku melanjutkan ucapanku, pria ini menarik
tanganku.
“ udah ayo, cerita nya pas
dijalan aja “. Aku hanya menggerutu
dalam hati. Pria ini menyebalkan. Dia mengajakku ke parkiran. Dia mengeluarkan
motornya. Memakai helm.
“ udah ayuk, naik. Engga
usah takut. Gue bukan orang bahaya! “ canda nya. Aku hanya diam. Menuruti apa
yang dia mau. Kami pun meninggalkan istora.
“ eh, rumah lo arah mana
nih? “. Dia berhenti mengendara. Menoleh ke belakangku, menatapku.
“ rumah gue arah pulogadung.
Lo ? “
“ gue di senen “
“ senen? Jauh banget dong…
yaudah turunin gue di halte senen aja, gimana? “
“ ya engga lah. Gue anterin
lo sampe depan rumah, oke? Engga perlu banyak komen “. Pria itu menancapkan gas
nya kembali. Aku tidak bisa berbuat banyak. Sepanjang perjalanan, aku hanya
diam dan gerutu dengan pria menyebalkan dan aneh ini.
Setengah jam berlalu.
Akhirnya aku sampai pada gang rumah kos ku. Aku meminta dia untuk menurunkanku.
Dia mengiyakan. Dia membuka helm nya.
“ makasih ya. Makasih
banget. Eh iya, daritadi gue belum tau nama lo. Nama lo siapa sih? “
“ gue david. Oh ya, tulis
nomor hp lo disini, biar kalo ada info jobfair lagi, gue bisa kasih tau lo dan
pergi bareng “. David menyodorkan blackberry torch 9800 miliknya. Aku pun
mengetik nomor handphone-ku.
“ nih … “
“ sip. Oh ya, nama lo siapa?
“
“ balqis “
“ oh balqis. Yaudah gue
balik ya “
" eh vid, bentar. Makasih ya
atas informasi nya tadi. Nih, tanda terimakasih gue “. Aku menyodorkan wafer
yang tadi aku beli di kedai ice tea di istora senayan. Niatnya aku ingin makan
saat perjalanan pulang, tapi tidak jadi. David tersenyum lebar. Menanggapi
wafer yang aku berikan. Ku lihat senyum nya yang manis.
“ sama-sama. Thanks juga
wafer nya “
“ your welcome. Take care “
. kata itu terlontar begitu saja dari bibirku.
“ sure “ . jawabnya sambil
pergi meninggalkanku yang masih membayangkan senyum nya yang begitu manis.
***
Seminggu berlalu setelah
kejadian jobfair itu. Aku sering berkomunikasi dengan david. Berbagi cerita dan
ilmu saat dulu dia menjalani skripsi. Dia baru saja lulus S1 jurusan teknik
industry di sebuah universitas swasta di Jakarta timur. Sore ini, jam
menunjukkan pukul 15.12, aku sibuk dengan segudang tugasku. Semenjak aku
memutuskan pindah kelas dari pagi menjadi malam, rasa nya tugas tidak lelah
silih berganti datang menghampiriku. Aku sengaja pindah ke kelas malam karna
aku ingin mencari pekerjaan di pagi hari nya. Lumayan untuk menambah biaya
sidang dan sewa kos jika waktu nya tiba nanti.
Hp ku berdering. Nama david
terpampang dilayar hp ku. Ku angkat telfon nya.
“ halo, balqis “
“ ya vid, kenapa? “
“ gue besok dapet panggilan
di perusahaan yang waktu itu, yang ikut jobfair itu “. Suara nya terdengar
gembira
“ oh ya? Serius lo? Wih, congrats ya vid !
seneng banget ngedengernya “
“ lo? Gimana? Udah dapet
panggilan lagi belum? “
“ belum nih.. “. Nadaku
mulai melemas
“ yaudah ditunggu aja. Pasti
nanti di telfon. Gue yakin lo pasti lolos. Kalo nanti di telfon, lo kabarin gue
ya “
“ aaaamiiiiiin. Kabarin lo ?
buat ? “
“ ya biar bisa bareng lagi
kesa nya. Kan perusahaan yang gue tuju juga daerah jakpus. Masih sekitaran
sudirman lah “
“ oh gitu. Okedeh. Aaaamiiin
ya alloh. Sukses ya vid “
“ iya makasih do’a nya. By the way, lo lagi apa? Sibuk engga ? “
“ lagi ngerjain tugas nih.
Banyak banget. Kenapa ? “
“ oh yaudah. Tadi nya gue
mau ke rumah kos lo, mau ajak ke suatu tempat. Tapi berhubung lo ada tugas, dan
tugas nya itu banyak, y ague engga mau ganggu. Apa perlu bantuan? Hehe “ . aku
terdiam kemudian. Tersenyum sendiri.
“ oh,eh, engga ko haha. Bisa
sendiri “
“ yaudah selamat belajar.
Jangan lupa makan sama istirahat yang cukup biar otak fresh. “
“ thanks banget loh spiritnya
“
“ sama-sama.” David menutup
telfon nya. Aku tersenyum lagi. Seperti orang yang sedang jatuh cinta. Ah,
jatuh cinta? Apa iya? Secepat ini?
Aku kembali menyelesaikan
tugasku. Hp ku berdering kembali. Nomor nya tidak ku kenal. +62199806984 memanggil.
Ku angkat perlahan.
“ halo, selamat sore. Dengan
saudara balqis fahisa? “
“ Ya, saya sendiri “
“ kami dari bank BCA meminta
kehadiran anda untuk hadir di bank pusat kami di jl. Jenderal sudirman kav 31
no.65 blok E2 jakarta pusat untuk melakukan interview user. Sebelumnya, saudara
suah melakukan interview yang dilakukan oleh HRD kami di acara jobfair, betul? “
“ iya benar mba “
“ baik. Kami mohon
kehadirannya besok ya mba balqis. Pukul 9 pagi memakai pakaian bebas rapih dan
sopan. Apakah mba bisa menghadiri nya ? “
“ iya bisa mba,pasti “ .
jawabku yakin
“ baik, terimakasih waktu
nya selamat sore “
“ sore.” Telfon terputus. Aku
masih tidak menyangka, besok aku akan interview user. Alhamdulillah do’aku
terkabul. Terimakasih tuhan. Lalu, aku ingat seseorang. Seseorang yang
memintaku untuk menghubunginya jika aku mendapat telfon juga. David! Ku arahkan
trackpad kea rah received calls,
menghubungi david, member kabar gembira ini.
***
Pukul 07.30. david sudah
tiba di gang rumah kos ku. Aku berjalan cepat. Menghampiri nya. Hari ini kami
akan sama-sama melewati satu tahap untuk akhirnya bekerja. Ku lihat dari
kejauhan, dia berdiri tegak. Memakai kemeja biru laut dan celana bahan hitam
yang digosok dengan rapih. Ransel nya yang tidak terlalu besar menempel di
pundaknya. Motornya yang berukuran besar berwarna merah terlihat lebih bersih
dari kali pertama aku menaiki bersama nya. Hari ini dia terlihat sempurna.
“ hei, sori, lama ya “
“ engga ko, udah siap? “
“ siap. Ayo kita tempur hehe
“
“ ayooo.” Jawabnya. Semangatku
membara. David memberikan helm yang dia bawa. Menancap gas dengan kecepatan
maksimum. Aku turun lebih dahulu, karena perusahaan tempat david masih melewati
beberapa blok lagi.
“ makasih y avid. Semoga kita
sama-sama sukses “
“ aaaamiiin. Nanti kalo lo
udah selesai duluan. Kabarin ya. Nanti pulang bareng lagi. Gue tunggu di plaza
bapindo. Oke? “
“ siaaaaaapp bos. “ jawabku.
David tersenyum, pergi meninggalkanku. Hari ini kami sama-sama berjuang. Semoga
ini rejeki kami.
***
Sore tiba. Alhamdulillah hasil
nya memuaskan. Aku diterima sebagai receptionist di bank tersebut. Aku juga
sudah melakukan tanda tangan kontrak kerja selama satu tahun. Aku keluar dari
bank tersebut. Berjalan menuju plaza bapindo. Menunggu david. Tidak lama
kemudian, david tiba. Dia membuka helm nya. Ku lihat senyum sumringah
mengembang di pipi nya.
“ gimana? “ Tanyaku penasaran
“ diterima. Alhamdulillah. Senin
besok gue udah mulai kerja. Udah tanda tangan kontrak kerja dua tahun. Udah dapet
seragam pula. Nih, seragamnya “. David memamerkan seragam nya
“lo ? gimana? “ tambahnya
“ Alhamdulillah gue juga
diterima. Yeay! “
“ lo juga? Diterima? “ Tanya
nya penasaran dan masih belum percaya
“ iya vid. Gue udah tanda
tangan kontrak juga. Beda nya, gue satu tahun. Dan ini, gue juga udah dapet
seragamnya juga dooong “ . pamerku tak mau ketinggalan
“ wuih, congrats ya buat
kita berdua “
“ yoi vid “
“ asiknya kemana nih? Makan di
kedai itu yuk. Deket benhil .” ajaknya
“ boleh. Udah laper nih haha.
“ jawabku
“ ayo naik. “ tambahnya. Aku
pun menaiki motor david, meninggalkan plaza bapindo.
***
Sebulan berlalu aku
menjalani pekerjaanku, begitupun dengan david. Menyenangkan sekali. Aku sering
pulang bareng dengan david. Hampir setiap hari. Beda nya, setiap pulang, aku
minta diturunkan di halte senen, karena kalau sampai pulogadung, itu lumayan
jauh dari rumah david. Aku tidak ingin dia kelelahan. Dan Alhamdulillah aku
sudah menerima gaji pertama ku. Begitupun dengan david. Dia yang memberitahuku.
Rencana nya, hari ini aku dan david akan makan bareng. Menikmati gaji pertama
kami. Kebetulan juga, hari ini hari jum’at. Hari terakhir kerja karena sabtu
dan minggu aku dan david sama-sama libur.
Seperti biasa, david
menungguku di plaza bapindo. Aku menghampiri nya.
“ maaf vid, lama nunggu ya “
“ engga ko. Gaji pertama
nih, sedikit kita rayain boleh dong? Ya paling engga, makan sepuasnya lah “
“ iya vid. Pasti itu. Udah siap?
“
“ udah dong.” Kami pun
menuju taman barito yang ada di daerah blok M. sesampai nya disana, ku lihat
banyak pedagang kaki lima. Banyak pengunjungnya. Hem, aroma masakan membuatku
semakin lapar. Aku dan david memutuskan untuk memakan dim sum.
“ mau pesen dim sum berapa
qis ? “
“ hem, 5pcs aja deh. Takut kekenyangan
juga. “
“ okedeh. Pak, dim sum nya
10pcs ya “
“ iya mas. “ jawab pedagang
dim sum itu. Udara sekitar sini cukup dingin. Cocok jika makan dim sum yang
panas. Tidak lama-lama, pedagang datang dengan membawa dim sum yang kami pesan.
Aku dan david pun langsung menyantapnya.
Setelah perut kenyang dengan
5pcs dim sum, aku dan david memutuskan untuk pulang. Malam semakin larut,david
mempercepat speed nya.
“ qis, pegangan gue yang
kuat ya. Speed nya mau gue tambah.” Kata nya sambil mengendarai motor.
“ jangan terlalu kencang
juga ya vid, standard aja.” Jawabku. David hanya menganggukkan kepala. Aku perlahan
memegang pinggangnya, mencoba berpegangan kuat. Jantungku berdetak kencang.
Kami pun sampai di depan
gang rumah kos ku. David turun dari motornya, membuka helm. Tidak biasa dia
seperti ini.
“ makasih ya vid.”
“ iya. Qis, boleh minta
waktu nya sebentar? “ david berjalan mendekatiku.
“ kenapa vid? “ tanyaku.
Aku memberanikan diri
menatap mata nya. Rambutnya yang terlihat sedikit terlekuk karna memakai helm
membuat wajahnya terlihat lebih tampan.
“ gue…….” Suara nya
terdengar terbata-bata.
“ elo? Lo kenapa vid? “
jantungku pun berdetak tak beraturan. Dingin semakin ku rasakan.
“ gue, suka , sayang sama lo
qis. Sejak pertama kali gue liat lo kebingungan waktu jobfair itu “. Mendengar pernyataan
david, aku hanya terdiam. Kaget. Apakah ini mimpi?
“ kenapa bisa gitu? Kenapa lo
bisa suka sama gue? “
“ perlu
disebutin,dijelasin,alasannya? Bukankah cinta itu datang dengan sendiri nya tanpa
kita sadari terlebih dahulu?”. Aku hanya mengangguk.
“ karna lo itu lucu, asik
dan terlihat bodoh saat jobfair.” Ucapnya sambil tersenyum.
“ terus,semakin lama semakin
deket, rsa sayang itu berkembang jadi cinta qis. Gimana dengan lo? Apa lo juga
ngerasain dan memiliki perasaan yang sama kaya gue? “ david balik bertanya. Aku
menghela nafas dan mengumpulkan energy serta nyali yang cukup untuk
menjawabnya.
“ gue.. yang gue rasain
adalah gue nyaman sama lo vid. Dideket lo, bersama lo , itu membuat jantung gue
berdetak kencang engga beraturan. Gue juga suka sama lo yang sok akrab pas jobfair
itu. Aneh tau haha “ jawabku sambil meledeknya.
“ yang pasti, gue juga
sayang sama lo vid, bahkan mungkin cinta “ tambahku. David tersenyum
mendengarnya. Dia semakin dekat kea rah ku. Kemudian dengan cepat mencium
keningku.
“ thank all you give, qis “
“ what’s mean? “
“ that’s mean you make my
life has colorful everyday. I love you.” Bisiknya
“ love you too.” Jawabku. Kami
saling memeluk erat. Menikmati udara yang dingin ini. Wow, jobfair and
you,thanks everything,god :)
Komentar
Posting Komentar