Alfa Fawzan,





Semester 5 ini terasa spesial. Bukan hanya mata kuliah yang minim perhitungan,melainkan ada dosen yang membuat ku senang untuk mengikuti kelas nya. Alfa fawzan nama nya. Aku kira beliau adalah asdos,tapi ternyata,beliau lah yang mengajar sistem informasi manajemen di kelas kami. Tidak tampan. Rambut nya Curly dan memakai kacamata. Sungguh terlihat kutu buku. Namun,hal yang membuat ku mulai menyukai nya adalah sikap nya yang cool atau tidak ada senyum nya pisan saat membawakan materi. Agak pemalu dan grogi pastinya. Hal tersebut terlihat jelas saat beliau mengucapkan kalimat dari beberapa materi yang disajikan.
For the first time,I respect with my lecture. Sampai aku mencari akun sosial media nya seperti Instagram dan mengetik key words di google dengan nama lengkap nya. Yaish,aku mendapatkan profil nya di google plus. Namun tidak banyak yang ku dapat disana. Karna dari Instagram nya pun di lock. 
Setiap kali mata kuliah beliau berlangsung,sering ku selipkan dalam hati bahwa suatu hari nanti, semoga kita di pertemukan dalam situasi yang tepat. Khayalan nya,aku ingin bertemu beliau di sebuah toko buku dan saat itu status ku bukan lagi sebagai mahasiswa. Dan beliau masih sendiri tentu nya. 
Minggu ke Minggu,setiap berakhirnya materi beliau,aku selalu punya rencana untuk menjemputnya menjadi penyempurna ibadah ku di dunia dan akhirat suatu hari nanti. Kadangkala,di akhir semester sebelum UAS,ingin ku beranikan diri untuk bertanya apakah beliau sudah memiliki a girl who makes he fall in love. Karna jika iya,aku tidak akan lagi meminta Tuhan untuk dibukakan hati nya untuk wanita seperti ku. 
Kau tau pasti alasan nya.
Ya,karna sebisa mungkin aku tidak ingin menjadi destroyer untuk hubungan orang lain. Walaupun ada pepatah mengatakan bahwa sebelum janur kuning melengkung,kita masih berhak untuk berusaha. Tapi sepertinya pepatah tersebut tidak ingin ku bawa dalam prinsip percintaan ku. 
Inilah yang tidak aku suka dengan hati ku. Terlalu terburu-buru yakin bahwa dia adalah orang yang benar benar aku sayangi. Tapi memang,pak Alfa lah yang menjadi role model kriteria ku. Aku tidak suka dengan pria tampan dan juga kaya raya. Walaupun sebenarnya aku tidak tahu apakah pak Alfa berasal dari pribadi yang berbobot. Kalau sudah suka ya suka dengan sendirinya.

Lama kelamaan, aku merasa,aku tidak bisa terus terusan seperti ini. Suka sendirian. Tidak juga harus diungkapkan kepada pak Alfa. Namun,aku ingin tuhan yang membuat nya merasa bahwa disini aku begitu mengharapkan beliau untuk mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Tapi jika aku tidak bertindak,semua nya terasa tak berarti. Beliau tidak akan tahu sampai semester 5 ini berakhir bahwa ada mahasiswa nya yang mengagumi nya lebih dari antara dosen dengan mahasiswa nya.
Aku juga tidak percaya diri. Karna aku hanyalah potongan daun yang jatuh dari sebuah daun yg tumbuh di pohon stei diantara wanita wanita stei. Terlebih, pak Alfa menyelesaikan studi nya dengan baik di Malaysia dengan gelar B.Ec(hons) . 
Pak, apapun itu. Saya selalu berharap bahwasanya bapak adalah imam yang disimpan tuhan untuk diberikan kepadaku disaat yang tepat. Yang dengan mu, saya tidak akan pernah merasakan sakit dalam aspek apapun terutama hati. 
Sampai aku meminta,tidak apa apa jika kau dikirimkan oleh tuhan di usia ku yang lebih dari cukup untuk membangun surga ku di dunia dan kekal bersama mu in Jannah. 
Tapi jika tidak,aku hanya minta diberi kekuatan untuk mengikhlaskan yang memang bukan untukku dan diganti dengan yang lebih baik menurutnya. Dan itu pasti. Harapnya,semoga pria itu adalah dirimu . Amiiin.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alfa Fawzan (2)

introducing, synopsis