Finally, when I was found my first job
This
is all about my stories when I still work.. when I believe for leave it… many kind
of mind in my brain. Not easy, very difficult instead when I choice to resign
from my job… and now, because the god
hand, I can write what I feel…. God give
me a strength when I write this. I hope, someday, someone like you, bapak Eko,
you will read this story. Thankyou for everything guys, love, team laugh and
all :’)
Untuk kata-kata yang tidak bisa diungkapkan;
yours
Finally,
when I was found my first job
Setelah kelulusan sekolah, aku langsung tancap gas mencari pekerjaan. Aku yang
saat itu sudah memiliki usia yang cukup untuk bekerja, tidak henti-henti nya
mencari kesana-kesini untuk sesuap nasi,
begitulah kata kasar nya.
Entah apa penyebab nya, aku sering mengalami
kegagalan dalam tahap penyeleksian penerimaan karyawan di sebuah perusahaan
swasta. Mulai dari nilai sikotes ku yang tidak memenuhi criteria di perusahaan
tersebut, atau wawancara tentang diri sendiri adalah salah satu factor aku
belum bisa mendapatkan pekerjaan di masa Sembilan bulan setelah lulus sekolah.
Ya,, aku nganggur alias belum
mendapatkan pekerjaan Sembilan bulan lama nya, bayangkan... selama itu aku
sudah berusaha mencari pekerjaan. Tapi ternyata, tuhan lah yang belum ingin aku
bekerja di waktu selama itu, aku tau… tuhan paling mengerti akan kebutuhan
hamba nya…
Hingga tiba saat nya, aku “dipanggil” oleh
perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang kosmetik. Tentu itu tidak
membutuhkan proses, tiga bulan lama nya aku menitipkan langsung cv ku di pos
satpam perusahaan tersebut. Lagi-lagi, inilah rencana tuhan setelah sekian lama
aku menunggu. Proses penyeleksian di perusahaan ini tidak terlalu rumit, bahkan
bisa dibilang mudah.
Tidak lama-lama, aku pun memakai pakaian
hitam-putih di hari pertama bekerja. Saat itu seragam kerja belum dibagikan.
Bekerja untuk pertama kali nya, aku memutuskan untuk mengenakan jilbab.
Keputusanku untuk mengenakan jilbab semata-mata karena aku berterima kasih
kepada tuhan yang memberiku rezeki berupa pekerjaan, dan aku berharap selalu,
bahwa aku akan mengenakan jilbab ini agar keimananku dengannya semakin
bertambah.
≠
Satu bulan pertama masa kerja adalah hal
yang paling sulit didalam hidupku. Disitu aku bisa merasakan sulit dan susah
nya menghasilkan uang untuk jajan. Dimarahi, berdiri selama ±8 jam dalam sehari
dengan tangan yang terus bergerak untuk mencapai target adalah bagian pekerjaan
ku waktu itu…
Sampai suatu hari, aku diangkat menjadi seorang
cheker. Ialah suatu pekerjaan yang
bertugas mengecek barang-barang pendingan
karena banyak nya reject. Dulu, aku
sangat tidak ingin berada diposisi ini karena aku sudah nyaman dengan pekerjaan
terdahulu ku. Di pekerjaan ini, aku dilibatkan dengan proses hitung-menghitung
barang dan pelaporan produksi. Temanku bilang, aku pasti bisa. Dengan belajar,
kita bisa apa yang tadi nya kita fikir tidak bisa… dan benar, tuhan membantuku
untuk bisa mengerjakannya…
≠
Rasa lelah dan capekku terbayar ketika aku
menggenggam amplop berisikan uang tunai sebanyak 2.700.000 rupiah .. ya, itu
adalah gaji pertamaku. Hasil keringatku selama satu bulan. Alhamdulillah, aku
tersenyum sendiri dan ada rasa haru saat memegangnya. Inikah yang disebut
kebahagiaan setelah kesulitan yang aku alami selama mencari pekerjaan? Tuhan
memberikan lebih dari apa yang aku minta… saat itu, ATM belum bisa digunakan
karena masih dalam proses.
Sesampai nya dirumah, aku memberikan
sebagian gaji pertamaku untuk ibu. Ibu senang dan cukup kaget dengan gaji
pertamaku, kata nya “ko gede banget?”.
Aku menjelaskan secara rinci dengan penuh senyuman. Tuhan, terimakasih atas
segala nya….
≠
Hari berganti hari. Pekerjaan berjalan
seperti biasa. Aku mulai terbiasa dengan jabatan ku sebagai cheker. Aku mulai
menikmati pekerjaan itu. Terlebih ketika aku harus mengajari orang baru untuk
menjadi cheker juga; partner kerja ku. Aku dan teman-teman makin akrab, kami
bagai keluarga yang bahagia. Saat itu, perusahaanku baru memindahkan mesin nya
yang berada di Jababeka untuk pindah ke Jakarta, jadi, aku dan teman-temanku
adalah angkatan pertama yang bekerja. Bisa dibilang, kami adalah anak “lama” di
perusahaan tersebut.
Teman-temanku se-usia ku juga. Kebanyakan
dari mereka baru lulus juga. Itu menambah nilai plus dalam berteman. Pekerjaan
kami pun terasa ringan karena kondisi lingkungan yang nyaman, terutama
orang-orangnya. Pernah ketika brifing ,
supervisor ku bilang bahwa kami tidak selama nya menjadi satu tim seperti ini,
karna nanti, semua mesin akan berpindah kesini. Itu arti nya, suatu saat nanti,
kami bisa jadi terpecah dan diacak lagi tim nya. Dan, aku takut akan hal itu…
terpisah dari mereka yang sangat menyenangkan dan kekeluargaan.
Dalam hitungan bulan, aku diangkat kembali
menjadi quality control di dalam line. Inilah yang paling aku takuti,
karena tugas qc line adalah
mengontrol dan bertanggungjawab atas hasil produksi; pengambilan keputusan dan
menulis laporan juga pasti nya. Aku benci menjadi qc line. Karena bagiku, aku tidak sanggup mengemban tanggungjawab
ini, tapi teman-teman satu departemen ku mendukung aku. dan aku harus berbuat
apa selain harus belajar? Bukankah dalam hidup ada yang nama nya progress dan ingress?
Menjadi qc line, membuat segala nya berubah.
Disinilah loyalitas berjalan. Aku mengurangi bercandaku saat bekerja, buru-buru
masuk ke dalam line saat istirahat usai untuk mengerjakan laporanku yang belum
selesai dan belajar lebih banyak lagi.
Sejujurnya, aku
tertekan dengan jabatan qc line. Karena aku harus bisa mengambil keputusan saat
proses produksi berlangsung, belum lagi aku pendapatku yang kadang bertentangan
dengan supervisorku…
Pepatah bilang,
ala
bisa karena terbiasa , tuhan memberikan aku kekuatan untuk menjalani
nya. Inilah jalan yang tuhan berikan untukku. Tuhan mengangkat derajatku dengan
dijadikannya aku qc line, karena tuhan tau aku mampu melewati dan menjalani
tanggungjawab ini. perlahan tapi pasti, aku mulai terbiasa dengan pekerjaan
ini, walau terkadang aku sering mengeluh.
Mei
2013…
Perusahaanku
mengadakan tour family day di water
kingdo mekar sari. Senang bukan main,
aku dan teman-teman satu line ku membuat kaos berwarna biru, menandakan
kami dari pt starpack indah maju pulogadung :)
Aku bisa
merasakan ini sebagai keluarga yang utuh. Kami belum terpecah waktu itu. Bercanda
di dalam bus selama perjalanan, dan berfoto-foto sesaat sebelum keberangkatan
kami…
Kami kompak memakai kaos berwarna biru.
Wajahku sumringah, senyumku mengembang , lihat saja, fotoku nomor
dua dari kiri :) foto itu saat keadaan masih belum berubah seperti awal 2014
nanti….
≠
Ketakutanku akan perkataan supervisorku
waktu itu akhirnya terjadi. Kami mulai terpecah belah. Mesin dua sudah pindah
dan siap beroperasi. Aku dipindah ke mesin dua dan menjadi qc line disana, taukah kamu, teman, menjadi qc line di mesin
dua lebih sulit dibandingkan di mesin sebelumnya;mesin empat. Aku harus
belajar dari nol karena proses dan pelaporan nya sungguh berbeda. Aku langsung
di training oleh atasan ku yaitu qc patrol. Disana, aku merasakan
perubahan yang drastis. Aku sudah jarang beristirahat dengan teman-temanku
sewaktu di mesin empat. Ginta, tias, yuyun, dan lainnya. Aku harus belajar
lebih extra lagi untuk menjadi qc line di mesin dua. Tentu aku menolak menjadi
qc line disini, tapi kemudian, aku adalah sekian dari qc line yang dipilih
untuk menjadi qc line di mesin dua. Aku harus menyetarakan kemampuanku dengan
teman ku, puah dan ika yang sudah lebih dulu menjadi qc. Tuhan, kali ini, rasa
nya aku ingin menyerah…
Waktu istirahat aku pergunakan untuk bekerja
dan menyelesaikan tugas ku sebagai qc line di mesin dua. Banyak anak baru
disini. Bahkan aku pun mendapatkan dua anak didik baruku, yaitu nurul fatmawati
yang biasa aku panggil “nok ayu” dan vina agian. Mereka berdua adalah cheker, satu tim denganku.
Belajar dan terus belajar. Itulah yang
sering aku lakukan semenjak dinobatkan sebagai qc line mesin dua. Lebih dulu ke
dalam line sebelum masuk kerja, guna mempelajari masalah yang sedang terjadi
saat produksi berlangsung. Aku mulai lelah, diantara alasan aku mampu bertahan
selama satu tahun tujuh bulan bekerja di perusahaan tersebut adalah seorang
supervisor yang juga partner kerja ku selama produksi berlagsung.
Pak Eko nama nya. Beliau paling berbeda dari
supervisor lainnya. Beliau mempunyai sifat kebapak-an dalam sikap, baik, ramah,
dan selalu mengingatkanku jika aku salah. Saat aku menulis ini, taukah kamu
pak, aku merindukan sosok bapak… sosok seperti bapak yang belum aku temui lagi saat ini..
Aku sangat mengagumi pak eko. Beliau tidak
pernah marah jika aku complain
mengenai hasil produksi dan aku juga tidak ingin berkata kasar dengannya, karena
aku tau, beliau adalah pribadi yang penyayang dan juga lembut.
Pak eko adalah salah satu dari sekian alasan
aku mampu bertahan di mesin dua. Aku masih ingin melihatnya. Aku masih ingin
bekerjasama dengannya. Aku masih ingin melihat senyumnya yang riang saat
produksi berjalan dengan lancar.
≠
Dipertengahan tahun, tepatnya satu tahun
delapan bulan, aku tidak mampu lagi menjalankan tugasku sebagai qc line… iya,
aku memutuskan untuk resign. Rasa nya, pak eko pun tak mampu lagi menghalangi aku untuk tidak resign dari
tempat itu. tentu aku punya alasan melakukan hal ini. alasan terbesar adalah
karena semua nya berubah dan tidak lagi sama. Makin kesini, aku semakin
tertekan dengan pekerjaan ini. aku tau, ini adalah keputus-asaanku sendiri. Aku
menyerah sebelum berperang. Tapi teman, bisakah kau merasakan apa yang aku
rasakan?
Aku sering mengeluh pada ibuku mengenai
pekerjaan ini dan beliau juga mendukung aku untuk resign. Aku tau, sebenarnya
ibu tidak ingin hal ini terjadi, karena mencari pekerjaan sulit, tapi, aku
sudah tidak bisa lagi meneruskan pekerjaan ini…
Nok ayu, cheker ku tidak ingin aku resign.
Karena bagi nya, aku adalah qc yang baik yang mengajari nya dengan penuh hati,
itu kata dia. Dia sering ngedumel sendiri
saat aku bilang aku ingin resign.
Aku juga akan meninggalkan leader terbaikku
di mesin dua, lulu cahyani. Kami sering ber-selfie ria loh… apalagi saat shift
3. Teman-teman disini juga enggak kalah menyenangkan seperti di mesin empat
dulu. agung, andi, miftah dan masih banyak lagi..
Ini adalah meja
kerjaku di mesin dua. Lihatlah! Banyak laporan dan sample-sample barang
produksi. Foto ini aku ambil ketika aku sedang beristirahat. Untuk
kenang-kenangan :’( meja yang mungkin tidak akan pernah ku temui lagi nanti
nya. Tuhan, semoga sehabis ini, akan ada yang jauh lebih baik dari ini, amiiin.
hobi ku di sela-sela istirahat, berselfie
dengan nok ayu dan dengan lainnya
≠
Rabu, 17 september 2014 aku meninggalkan
mereka…
Meninggalkan teman ku yang luar biasa.
Meninggalkan pak eko, dan semua nya yang tergabung didalam mesin dua.
Meninggalkan nok ayu, vina, lulu, yuyun, agung, dan lainnya.
Di hari terakhir aku bekerja, aku meminta
untuk berfoto-foto. Bersama temanku dari grup yang lain, bersama qc line
seniorku, puah dan ika..
Di malam terakhir ku bekerja, aku ingin
membebaskan diri ku dari cara berpakaian kerja seperti biasa. Aku mengenakan
celana bahan berwarna hijau tosca, jilbab berwarna merah ati, full colour yang
menurut ku, malam terakhir ku akan lebih berwarna disbanding malam-malam
sebelumnya..
Satu pertanyaan yang membuatku haru beberapa
hari menjelang kepergianku. Saat aku mengecek barang hasil produksi, pak Eko
mendekatiku lalu bertanya “ mau kemana li?” dan dengan polos nya aku menjawab “
mau pergi yang jauh pak…”
Aku tidak ingin pak Eko tau kenapa aku
memutuskan untuk resign. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik di malam terakhirku…
Tapi sayangnya, di hari terakhirku, aku
belum berpamitan dengan sosok yang sangat aku kagumi. Pak eko. Saat aku mulai
meninggalkan line, ku lihat beliau sedang sibuk memperbaiki mesin yang saat itu
mengalami trouble.
Bapak, andai semua nya baik-baik saja dan
tidak berubah seperti sekarang, sejujurnya aku masih ingin bertahan melihat
bapak :’(
Aku masih ingin segala nya baik-baik saja
seperti dulu… aku pamit pak, maaf jika aku belum sempat mengucapkan terimakasih
pada bapak yang sabar dan tidak pernah marah jika aku complain dengan bapak.
Semoga dan selalu, bapak dalam kondisi sehat. Semoga, suatu hari nanti, kita
bisa bertemu lagi pak, aaaamiiiin. Salam rindu untuk bapak~
A words
by : lailysyahrini
Ka mau tanya kan temen saya kebetulan kerja di PT ini(baru masuk) tpi dia blm ttk dan udah di suruh kerja tanpa ada perjanjian hitam di atas putih, dan teman saya dpt info klo ttk nya itu setelah sebulan kerja, dan itu terus-menerus seperti itu jadi perpanjang kontrak nya sebulan sekali... Apa memang dari dulu sistem PT itu seperti itu ya ka ???? Mohon di jawab ya kak :) terima kasih
BalasHapus